Featured Posts

Chabloger.com ►►Selamat Datang Di Chabloger.com Salam Persahabatan Terimakasih Telah Berkunjung Disini Maafkan Kami Bila Banyak Kesalahan DiChabloger.com

Kamis, 12 April 2012

NAFSU DAN UJIAN




Yang dimaksudkan dengan perkataan membebani adalah Allah akan menurunkan ujian, sehingga dimaksudkan sebagai Allah tidak akan menurunkan satu ujian kepada seseorang melainkan dia sanggup menghadapi dan melewati ujian Allah tersebut. Dan ketika Allah Ta'aala sedang menguji seseorang dan ia dapat bersabar atas ujian tersebut, itu menandakan kasih sayang sedang dilimpahkan Allah kepadanya dan banyak kebaikan diberikan oleh-Nya. Ini sesuai dengan hadits dari panutan kita Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Muawiyah Radhyillaahu 'Anhu, "Man yuridillaahu bihi khairan yushibminhu," diartikan sebagai, "Barang siapa yang dikehendaki Allah Ta'aala menjadi baik maka akan diujinya terlebih dahulu." Atau dalam hadits lainnya, Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Innallaaha idzaa ahabba 'abdan ibtalaahu, " diartikan: "Sesungguhnya Allah apabila mencintai seorang hamba, diujinya hamba itu."Sehingga ada seorang alim berkata, "Pada dasarnya setiap individu mampu melewati ujian Allah, hanya nafsu saja yang membuat kita merasa tidak mampu. Kebaikan diturunkan Allah kepada tiap individu dengan diberikan ujian, dan Allah tidak akan menguji hamba-hambanya diluar kemampuannya. Tetapi sebenarnya hawa nafsu yang membuat seorang hamba menjadi terbatasi dan tidak sabar akan ujian Allah. Seharusnya jangan hawa nafsu yang menerima ujian Allah, karena itu akan membuat diri berontak dulu terhadap ujian yang dititipkan Allah. Bila hawa nafsu dipakai bersamaan dengan aturan Allah, maka yang terjadi adalah ketidak-cocokan. Dikarenakan hawa nafsu tidak memandang kepada Tuhan/aturan Allah."Oleh karena itu Imam al-Ghazaali berkata, "Innamaa halaakun naasi bit tibaa'il hawaa wa hubbits tsanaa-i." Perkataan ini diterjemahkan, "Sesungguhnya kebinasaan manusia itu disebabkan oleh menuruti hawa nafsu dan suka pujian."Akhir kata, janganlah menuruti keinginan dari nafsu yang senantiasa mengajak untuk keluar dari koridor kebaikan dan lepas daripada aturan-aturan Allah 'Azza wa Jalla, tetapi berusahalah untuk selalu dapat melawan dari keinginan nafsu tersebut. Insya Allah kita semua termasuk golongan yang mendapat kecintaan dari Allah Rabbul'aalamiin.